Kamis, 07 Januari 2010

MAAFKU

Masih lekat dalam kenangku
Menelisik gurat lelah lewat lebam matamu
Dengan mulut terkunci menahan amurka
Kau ucap kata seadanya
Dan senyum itu Sayang
Senyum yang seyogyanya membuatku kepayang
Telah kau tambatkan pada pekat asap perapian
Sementara tegak tubuhku tepat dua meter didepanmu
Nyaris limbung oleh perasaan salahku
Maaf atas ulahku,
Jeritku, Cekat di tenggorokan
dan untuk kali ini biar ku ungkapkan lewat tulisan

1 komentar: