Selasa, 22 Desember 2009

BUNDA

Kering tanah menyapa pelan

Pada Bunda yang berteman letih

Wajah liat dalam terik mentari
Bermandi peluh demi empat nyawa

Liar ilalang turut bicara
Pada Bunda yang berselimut sepi

Tangan ringkih penuh luka

Menopang beban yang menikam

Bergelut dengan buas kehidupan yang berliku

Demi cita anakmu yang menjulang

Pekat malam berbisik pilu
Pada Bunda yang terisak di sudut temaram

Tenggelam dalam sajadah lusuh

Dalam doa dan sujud panjang

Merayap renta dalam kesendirian

Hembus angin membawa kabar

Pada Bunda yang dibalut rindu

Tentang anaknya di tanah sebrang

Membelah langit tuk kembali pulang

Membawa kerlip bintang dan sejuta harapan

Mata sayumu berbinar

Menyiratkan bahagia yang terpendar

Penat itu tak lagi kau rasakan

Menguap laksa hujan menyapu awan
.
.

(Teriring salam kepada jutaan bunda yang tetap tegar dalam bingkai terjal kehidupan…
And 2my beloved Mom, I don’t know how 2thank…T_T
2tell you the truth…How much I’m proud of U.. 21082008)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar