Allohu Akbar pekik takbir lantang menggema, Allohu Akbar
Terkapar ragaku di malam Dzulhijjah,
Menatap langit-langit harapan yg kian samar
Larut perasaanku, lerap dalam sedu sedan tak ber-hujjah
Robbi ya Karim, bebaskan aku dari kesakitan ini
Untuk tiap-tiap tanya, untuk semua enigma,
Yg pada terjalnya ku goreskan sabda penantian
Pada dia, pada seorang hamba yang mencinta Rab-Nya lebih dari segala
Dan disini,
Duhai!
Penantianku belum juga usai
Di teras rumah bata beratapkan Rumbia
Ku lukis senyum yg mengeja renjana
Kuseduh secangkir kopi dengan aroma kayu manis
Yang pada pekatnya kesetiaanku terlukis
Hingga saat anganku tersadar,
Alunan takbir masih sayup terdengar
Begitu dalam,
Mengingatkanku pada yang Esa , pun yang tercinta di ujung malam
.
.
.
.
.
.
Malam 10 Dzulhijjah 1430 H
Tidak ada komentar:
Posting Komentar