Selasa, 22 Desember 2009

MENGENANG AYAH

Kudus malam ini,

larut ragaku bermunajat dalam khidmat

Ku lukis bayangmu di kanvas pekat langit malam Jum’at

Untuk mengenang tiap leleh peluhmu yang menyesaki tubuh

Dan tiap-tiap lenguh suaramu melawan sakit yang tak kunjung sembuh

Namun di terik panas sinar sang surya

Terus saja kau kayuh sepeda tua,

menyusuri aroma tanah pada jalan-jalan desa

Menyampaikan sekelumat firman Tuhan atau sekedar hukum boneka

Sementara orang tertawa!

Pun, kau masih tetap bertahan,

Mengabdikan hidupmu pada mereka yang haus keilmuan

Bergelut dengan terjal kehidupan demi cita anakmu

Hingga rebah ringkih raga saat Izrail menjemput nyawa

Terlukis senyum di bibirmu dengan rona tembaga

Senyum harapan untuk kami anak-anakmu yang merindukan pendar bulan

Dan meski sembilan Hijriyah berlalu sudah,

Kau Ayah,

Terus membayangi langkah kami dalam kerinduan tak bertepi

Biar kubisikkan padamu wahai peneduh jiwa,

”Di sini kami hidup bahagia selayaknya mereka”

Dan kaulah teladan bagi kami yang tak pernah menyerah

Mengubah segala susah menjadi indah
.
.
.
.
.
[Malang Dec 17 2009]
.
Remembering my beloved one,
my late Dad,
my everything!
Peace be upon you, AMEN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar