Selasa, 22 Desember 2009

GORESAN TAKDIR

Seperti kemarin,

Selalu saja kutuliskan rentet kata-kata yang tak juga menggerimis reda,

Ia menghujan tanpa jeda membasahi kertas buram kehidupan

Tersaji rapi laiknya barisan hikayat tentang Sulaiman

Dan,

Terhenti tarian tanganku dengan pensil hitam diantara buku2 jemariku

Menggurat cerita, mengisahkan alur hidup seorang hawa

Aku tau lelah mata ini untuk sekedar terus terpicing,

Dan ujung pensilku kini tak lagi runcing

Lalu,

Kemanakah kan kukayuh hidup?

Bukankah hidup selalu memilih jalannya sendiri?

Lihatlah,

Sedari dulu disini aku mematung kelu

Dan semuanya terjadi diluar kendaliku,

Dan ah,

Takdir biarkan kali ini aku ungkapkankan kisahku sendiri,

Biarkan sekali saja jari jemariku menari hingga usai

Percayalah,

Tak kan pernah aku menyerah kalah dengan mudah

Pun, berputus asa jika dirundung masalah,

Tak kan mudur rapuh ragaku meski rintangan menghadang,

Tak kan ada airmata jika harus hatiku terluka

Tak kan kuratapi mereka yang menghilang

Ataupun menjadi mati saat kesepian menggerinda

Takkan pernah!

Sungguh, biar ku torehkan sendiri merah, hitam-putih warna yang terukir

Dan engkau takdir,

Duduklah diam dipojok sana

Biarkan aku jalani hidup selayaknya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar