Selasa, 22 Desember 2009

Yang MERDEKA Yang TERJAJAH

Senja merayap,
pelan malam luap menguap
Dilelapnya Bulan,lelapnya gemintang
Dicekam pekat langit menaungi merah tanah kuburan
Terbaring disana raga-raga ksatria tanpa putih kain kafan
Menyaksikan Bumi pertiwi yg masih saja terjajah meski lelah sudah meneriakan sepenggal kata: MERDEKA!
Yang masih saja terpuruk buruk dalam endemi luka tanpa jeda
Kemana pergi kebahagiaan itu kemana? Tanya mereka
Dan dimana kekayaan negriku dimana?
Dijarah penguasa! Hentak serempak kau jawab dalam satu suara, lalu,
Hening;
Hening malam ini
Hening November yg mengingatkanku pd runcing bambu
Pada kaki telanjang yg kalap menerjang serdadu
Hingga rebah raga tak lagi kau pedulikan
Demi pekik MERDEKA menjadi keniscayaan, lalu,
Diam;
Diamku kali ini
Diam dalam rapal doa, larut dalam genang airmata
Dalam lindap isak lamat-lamat mulutku mengeja: Kuharap, kau yg terkubur tanpa kata dan papan nama
Telah dibalsamkan oleh wangi puisi dan doa

[Merenda Malamnya Malang 00.00 1110009]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar